Atasi Banjir Dalam Waktu Singkat, Cagub Cuma Mimpi
Sejarawan Jakarta JJ Rizal tidak yakin jika banjir di Jakarta, bisa diatasi dalam waktu yang singkat. Sehingga dia menilai para bakal calon Gubernur yang mengumbar janji mengatasi banjir, seperti orang yang sedang bermimpi.
"Mending suruh bangun tidur tuh, mimpi itu," ujar JJ Rizal, dalam sebuah diskusi di The Indonesian Institute, Jakarta, Rabu, (18/4/2012).
Dia juga menilai, banyak bakal Cagub yang terkesan seenaknya saja berbicara atau mengumbar janji, tetapi belum mengetahui untuk menyelesaikannya. "Penghuni paling tua itu di Jakarta ada dua, yakni nyamuk dan banjir," tegasnya.
Rizal melanjutkan untuk menghadapi bahaya purba, dan seluruh riset telah mengakui tidak mudah menyelesaikan problematika kota Jakarta. "Banyak peneliti mengakui tidak mungkin bisa diselesaikan 10 hingga 15 tahun, apalagi dengan persoalan, bagaimana kesenjangan hubungan antara Jakarta sebagai Provinsi dengan Jakarta sebagai Ibu Kota nasional. Nah ini juga persoalan," jelasnya.
Pasalnya, setelah banjir besar pada tahun 2002, itu pemerintah pusat memberi bantuan Rp 12 miliar, tiap tahun itu diberi Rp 1 miliar. "Tetapi sekarang sudah tahun terakhir, dan kelanjutannya bagaimana sudah bisa dibayangkan," ucapnya.
Terlebih saat ini problematika di Jakarta sudah semakin bertambah, bukan hanya banjir saja dan kemacetan. "Jadi, ada urusan menghadapi premanisme politik dan kedua menghadapi sistem birokrasi Pemda DKI yang kerjanya kendor," tandasnya.
"Mending suruh bangun tidur tuh, mimpi itu," ujar JJ Rizal, dalam sebuah diskusi di The Indonesian Institute, Jakarta, Rabu, (18/4/2012).
Dia juga menilai, banyak bakal Cagub yang terkesan seenaknya saja berbicara atau mengumbar janji, tetapi belum mengetahui untuk menyelesaikannya. "Penghuni paling tua itu di Jakarta ada dua, yakni nyamuk dan banjir," tegasnya.
Rizal melanjutkan untuk menghadapi bahaya purba, dan seluruh riset telah mengakui tidak mudah menyelesaikan problematika kota Jakarta. "Banyak peneliti mengakui tidak mungkin bisa diselesaikan 10 hingga 15 tahun, apalagi dengan persoalan, bagaimana kesenjangan hubungan antara Jakarta sebagai Provinsi dengan Jakarta sebagai Ibu Kota nasional. Nah ini juga persoalan," jelasnya.
Pasalnya, setelah banjir besar pada tahun 2002, itu pemerintah pusat memberi bantuan Rp 12 miliar, tiap tahun itu diberi Rp 1 miliar. "Tetapi sekarang sudah tahun terakhir, dan kelanjutannya bagaimana sudah bisa dibayangkan," ucapnya.
Terlebih saat ini problematika di Jakarta sudah semakin bertambah, bukan hanya banjir saja dan kemacetan. "Jadi, ada urusan menghadapi premanisme politik dan kedua menghadapi sistem birokrasi Pemda DKI yang kerjanya kendor," tandasnya.
Sumber inilah.com
Posted by Sang Penulis Independent
on 03.28. Filed under
Metropolitan
.
Anda dapat mengikuti respon untuk entri ini melalui RSS 2.0.
Dan Jangan ragu untuk meninggalkan sebuah respon atau komentar disini