MOST RECENT

|

Penanganan Lambat Picu Kematian Dini

Di Indonesia, penanganan untuk penyakit hemofilia masih jauh dari memuaskan. Hal ini yang mengakibatkan penderitanya bisa berisiko mengalami kematian dini. Selain itu membuat pasien hemofilia tidak dapat produktif seperti kebanyakan orang.

Sekitar satu dari 1.000 perempuan dan pria mengalami gangguan pembekuan darah. Dan sekitar 75% dari mereka bahkan menerima perlakuan yang sangat tidak memadai atau tanpa pengobatan sama sekali.

Lalu bagaimana cara mengatasi hal tersebut?

"Dalam memperingati Hari Hemofilia Dunia 2012 dengan tema Close The Gap, kami ingin menginspirasi orang untuk membantu menutup kesenjangan serta meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan sehingga pengobatan bagi semua menjadi kenyataan," kata Prof DR Moeslichan Nz dr SpA(KY) selaku pengarah yayasan pemerhati hemofilia Indonesia di MRCCC Siloam Semanggi, Selasa (17/4).

Di Indonesia, terdapat satu dari 10 ribu hemofilia A dan satu dari 50 ribu hemofilia B, tapi hanya 25% yang mendapat pelayanan adekuat.

Sementara itu, Presiden World Federation of Hemofilia (WFH) Mark Skinner menambahkan, pada kenyataannya, kebanyakan orang dengan hemofilia atau kelainan pendarahan lainnya tidak menerima diagnosis yang memadai, pengobatan,dan menajemen untuk kondisi mereka. "Hal ini penting apakah pengobatan yang baik sudah ada namun perawatan perlu ditingkatkan," tambah Mark Skinner.

Lebih lanjut, Prof Dr S Moeslichan MZ menjelaskanhemofilia tidak hanya menyerang anak laki-laki ataupun perempuan karena penyakit ini diturunkan dari ibu. Soalnya, pada hemofilia terjadi kerusakan kromosom X. Bukankah kromoson pada ibu adalah XX, sedangkan pada ayah adalah kromosom XY?

"Jadi, hemofilia ini numpang lewat melalui ibu, lalu turun ke anak lelaki," terang Moeslichan. "Bila turun ke anak perempuan, maka anak perempuan ini akan menjadi pembawa sifat," tambahnya.

Selain faktor keturunan, ternyata hemofilia bisa juga terjadi lantaran mutasi. Dengan demikian, seperti dikatakan Moeslichan, "Mungkin saja ayah dan ibunya tak membawa turunan hemofilia, tapi tiba-tiba ada mutasi pada si ibu sehingga si anak kemudian mengidap hemofilia.

"Jadi, hemofilia karena mutasi ini munculnya secara spontan. Mutasi bisa terjadi karena berbagai faktor yang terdapat di alam seperti radiasi, polusi, virus, perubahan ozon, dsb."

Gejala dan pengobatan hemofilia

Gejala yang mudah dikenali adalah bila terjadi luka yang menyebabkan sobeknya kulit permukaan tubuh, maka darah akan terus mengalir dan memerlukan waktu berhari-hari untuk membeku.

Bila luka terjadi di bawah kulit karena terbentur, maka akan timbul memar atau lebam kebiruan disertai rasa nyeri yang hebat pada bagian tersebut.

Perdarahan yang berulang-ulang pada persendian akan menyebabkan kerusakan pada sendi sehingga pergerakan jadi terbatas (kaku), selain itu terjadi pula kelemahan pada otot di sekitar sendi tersebut.

Bagi mereka yang memiliki gejala-gejala tersebut, disarankan segera melakukan tes darah untuk mendapat kepastian penyakit dan pengobatannya.

Pemberian transfusi rutin berupa kriopresipitat-AHF atau Recombinant Factor VIII untuk penderita Hemofilia A dan plasma beku segar untuk penderita hemofilia B.

Terapi lainnya adalah pemberian obat melalui injeksi. Baik obat maupun transfusi harus diberikan pada penderita secara rutin setiap 7-10 hari. Tanpa pengobatan yang baik, hanya sedikit penderita yang mampu bertahan hingga usia dewasa. Karena itulah kebanyakan penderita hemofilia meninggal dunia pada usia dini.

Ada dua cara pengobatan hemofilia, yakni pertama terapi on demand yaitu terapi saat terjadi perdarahan menggunakan infus produk untuk menggantikan faktor pembekuan.

Sedangkan yang kedua profilaksis adalah infus faktor ke delapan secara rutin untuk mempertahankan kadar minimum faktor VIII/IX dengan kadar konsentrasi untuk mencegah sebagian besar pendarahan

Penderita hemofilia juga harus rajin melakukan perawatan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi secara rutin. Untuk pemeriksaan gigi dan gusi, dilakukan minimal enam bulan sekali, karena kalau giginya bermasalah misal harus dicabut, tentunya dapat menimbulkan perdarahan.

Selain itu penderita hemofilia sedapat mungkin menghindari penggunaan aspirin karena dapat meningkatkan perdarahan dan jangan sembarang mengonsumsi obat-obatan. Untuk pelaksanaan operasi ringan hingga berat bagi penderita hemofila harus melalui konsultasi dokter.

Mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat dan menjaga berat tubuh agar tidak berlebihan. Karena berat badan berlebih dapat mengakibatkan perdarahan pada sendi-sendi di bagian kaki (terutama pada kasus hemofilia berat).

Olahraga secara teratur untuk menjaga otot dan sendi tetap kuat dan untuk kesehatan tubuh. Kondisi fisik yang baik dapat mengurangi jumlah masa perdarahan.
 

Posted by Sang Penulis Independent on 03.37. Filed under . Anda dapat mengikuti respon untuk entri ini melalui RSS 2.0. Dan Jangan ragu untuk meninggalkan sebuah respon atau komentar disini
Sobat suka dengan semua yg ada disini,..?

Dapatkan ALL ADVsiip 'IH' Gratis Via Email

Follow @ikh_wan_siip

0 komentar for "Penanganan Lambat Picu Kematian Dini"

Leave a reply

Keluar Silahkan Follow Dan Klik Suka...!
Inovasi Hidup : ADVsiip

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added