FKUI - RSCM Terima Bantuan 6 Alat Endolaparoskopi
Teknik bedah invasif (laparoskopi) biasanya dilakukan jika seorang dokter bedah tidak bisa melakukan pembedahan pada lokasi yang dapat dijangkau dengan mata telanjang.
Bedah laparoskopi sering juga disebut sebagai bedah akses minimal melalui sayatan minimal (keyhole surgery).
Sebuah kemampuan untuk melakukan bedah besar tanpa memerlukan insisi bedah yang luas yang akan memberikan manfaat bagi pasien antara lain, masa pulih yang lebih cepat, luka yang kecil, rasa nyeri yang ringan, komplikasi lebih rendah, dan masa rawat lebih pendek.
Sehingga pasien akan lebih cepat kembali beraktivitas normal sehari-hari, oleh karenanya bedah laparoskopi mampu memberikan tingkat kepuasan yang tinggi bagi pasien. Inilah bagaimana operasi bedah masa dating akan dilakukan.
Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, rata-rata dilakukan 685 kasus pembedahan. Sebanyak 20% di antaranya menggunakan teknik laparoskopi. Namun jumlah ahli bedah yang menguasai teknik bedah minimal invasif masih minim, begitu juga peralatan laparoskpi yang dimiliki.
Untuk menjawab kebutuhan itu, Karl Storz Endoscope memberikan bantuan berupa enam alat laparoskopi kepada RSCM yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
“Alat-alat tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk pelayanan bagi para pasien dan pelatihan bagi para mahasiswa serta dokter di lingkungan FKUI-RSCM,” kata Mellisa Humas FK UI dalam keterangan persnya yang diterima INILAH.COM.
Selain menerima alat Endolaparoscopy, Universitas Indonesia (UI) kembali memberikan gelar adjunct professor kepada akademisi asing yang memiliki peranan penting dan karya nyata dalam kemajuan dunia pendidikan dan penelitian.
Bedah laparoskopi sering juga disebut sebagai bedah akses minimal melalui sayatan minimal (keyhole surgery).
Sebuah kemampuan untuk melakukan bedah besar tanpa memerlukan insisi bedah yang luas yang akan memberikan manfaat bagi pasien antara lain, masa pulih yang lebih cepat, luka yang kecil, rasa nyeri yang ringan, komplikasi lebih rendah, dan masa rawat lebih pendek.
Sehingga pasien akan lebih cepat kembali beraktivitas normal sehari-hari, oleh karenanya bedah laparoskopi mampu memberikan tingkat kepuasan yang tinggi bagi pasien. Inilah bagaimana operasi bedah masa dating akan dilakukan.
Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, rata-rata dilakukan 685 kasus pembedahan. Sebanyak 20% di antaranya menggunakan teknik laparoskopi. Namun jumlah ahli bedah yang menguasai teknik bedah minimal invasif masih minim, begitu juga peralatan laparoskpi yang dimiliki.
Untuk menjawab kebutuhan itu, Karl Storz Endoscope memberikan bantuan berupa enam alat laparoskopi kepada RSCM yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
“Alat-alat tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk pelayanan bagi para pasien dan pelatihan bagi para mahasiswa serta dokter di lingkungan FKUI-RSCM,” kata Mellisa Humas FK UI dalam keterangan persnya yang diterima INILAH.COM.
Selain menerima alat Endolaparoscopy, Universitas Indonesia (UI) kembali memberikan gelar adjunct professor kepada akademisi asing yang memiliki peranan penting dan karya nyata dalam kemajuan dunia pendidikan dan penelitian.
Kali ini, UI melalui Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) akan menganugerahi gelar tersebut kepada seorang professor berkebangsaan Australia, Prof. Tan Hock Lim, MBBS, MD, FRACS, FRCS.
Prof. Tan Hock Lim yang mupakan seorang ahli Bedah Anak ini telah mengembangkan sebuah teknik bedah invansif minimal untuk pasien anak yang disebut teknik Laparoscopy. Dengan teknik Laparoscopy ini, bekas luka pasca pembedahan akan mampu diminimalisir.
Prof. Tan di Indonesia melalui Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di 2010, telah membuktikan keberhasilan teknik operasi tersebut dengan mengoperasi seorang anak yang menderita kelainan usus.
Prof. Tan Hock Lim yang mupakan seorang ahli Bedah Anak ini telah mengembangkan sebuah teknik bedah invansif minimal untuk pasien anak yang disebut teknik Laparoscopy. Dengan teknik Laparoscopy ini, bekas luka pasca pembedahan akan mampu diminimalisir.
Prof. Tan di Indonesia melalui Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di 2010, telah membuktikan keberhasilan teknik operasi tersebut dengan mengoperasi seorang anak yang menderita kelainan usus.
Sumber inilah.com
