Peralatan Rumah Tangga Picu Obesitas
Tidak semua peralatan rumah tangga yang berada di rumah itu aman dan ramah terhadap kesehatan.
Penelitian terbaru menyebutkan, bahan kimia yang terkandung dalam barang serta peralatan rumah tangga seperti plastik, kasur, serta komponen cat ternyata berbahaya karena berisiko pemicu obesitas dan diabetes. Benarkah?
Dilansir Genius Beauty,para ahli dari CHEM Trust, sebuah LSM Inggris, yang bekerja untuk melindungi masyarakat dan lingkungan dari bahan kimia berbahaya, percaya bahwa zat itu mungkin sebagian bertanggung jawab untuk krisis obesitas dan meningkatnya tingkat kasus diabetes di negara maju.
Menurut Review of the Science Linking Chemical Exposures to the Human Risk of Obesity and Diabetes, zat kimia itu memasuki rantai makanan dan disimpan dalam tubuh. Dan kemudian menyebabkan penumpukan lemak, perubahan nafsu makan dan penurunan tingkat proses metabolisme.
Para penulis laporan ini adalah dua akademisi dari University of North California dan North Korean National University. Dokumen itu juga mencatat bahwa bayi yang masih dalam kandungan dan ibu hamil menghadapi risiko yang lebih spesifik.
Para ilmuwan mendesak pemerintah di negara-negara maju untuk mempertimbangkan kemungkinan perubahan kebijakan negara tentang masalah kesehatan, terutama di bidang pencegahan gangguan endokrin.
Penelitian terbaru menyebutkan, bahan kimia yang terkandung dalam barang serta peralatan rumah tangga seperti plastik, kasur, serta komponen cat ternyata berbahaya karena berisiko pemicu obesitas dan diabetes. Benarkah?
Dilansir Genius Beauty,para ahli dari CHEM Trust, sebuah LSM Inggris, yang bekerja untuk melindungi masyarakat dan lingkungan dari bahan kimia berbahaya, percaya bahwa zat itu mungkin sebagian bertanggung jawab untuk krisis obesitas dan meningkatnya tingkat kasus diabetes di negara maju.
Menurut Review of the Science Linking Chemical Exposures to the Human Risk of Obesity and Diabetes, zat kimia itu memasuki rantai makanan dan disimpan dalam tubuh. Dan kemudian menyebabkan penumpukan lemak, perubahan nafsu makan dan penurunan tingkat proses metabolisme.
Para penulis laporan ini adalah dua akademisi dari University of North California dan North Korean National University. Dokumen itu juga mencatat bahwa bayi yang masih dalam kandungan dan ibu hamil menghadapi risiko yang lebih spesifik.
Para ilmuwan mendesak pemerintah di negara-negara maju untuk mempertimbangkan kemungkinan perubahan kebijakan negara tentang masalah kesehatan, terutama di bidang pencegahan gangguan endokrin.
Sumber inilah.com
Posted by Sang Penulis Independent
on 02.40. Filed under
Gaya Hidup
.
Anda dapat mengikuti respon untuk entri ini melalui RSS 2.0.
Dan Jangan ragu untuk meninggalkan sebuah respon atau komentar disini
